Kerjasama dengan BI, BMKG laksanakan Sekolah Lapang Iklim

24 September 2025 05:32:36 WIB

Kedungpoh(sida)60 orang mengenakan kaos biru dongker dengan logo BI dan BMKG didada memadati Balai Kalurahan Kedungpoh Senin(22/9) pagi hingga sore. Rupanya mereka adalah para perwakilan dari kelompok tani se-kabupaten Gunungkidul dan para penyuluh pertanian yang menjadi peserta sekolah lapang iklim tematik (SLI) yang dilaksanakan BMKG bersama BI. Hadir dan membuka langsung sekolah lapang, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. bersama Wakil Bupati Kabupaten Gunungkidul Joko Parwoto SE MM., Kepala Perwakilan Bank Indonesia D.I Yogyakarta Bapak Sri Darmadi Sudibyo, Direktur Layanan Iklim Terapan BMKG Bapak Marjuki, M.Si., Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bapak Mohamad Muslihhuddin, S.H., M.H., Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Dr. Hartanto, S.T., M.M., Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY diwakili oleh Plt. Kepala UPTD BPTP DIY Ibu Anita Windrati, S.P, M.MA, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Bapak Rismiyadi, SP., M.Si., Koordinator BMKG D.I Yogyakarta Bapak Ardhianto Septiadhi, S.Si, M.T, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Yogyakarta Bapak Warjono, S.Si, M.Kom, Ketua Harian DPD HKTI DIY Drs. Widi Handoko, Panewu Kapanewon Nglipar Ibu Sustiwingsih, S.Tp, Kepala Kepolisian Sektor Kapanewon Nglipar AKP. Aris Sugianto, Komandan Rayon Militer Kapanewon Nglipar Inf Redani, Lurah Kalurahan Kedungpoh Dwiyono, Bhabinkamtibmas Kalurahan Kedungpoh Bripka. Alfian Windu.

Dengan konsep Learning by doing sekolah lapang berjalan interaktif. Kegiatan banyak diisi praktek kelompok dengan beberapa materi antara lain bagaimana mengukur curah hujan harian dengan alat sederhana yang murah dan mudah didapat, menentukan awal musim hujan dan awal musim kemarau dan beberapa praktek lainnya. Dengan jargon "petani cerdas, panen melimpah" diharapkan petani dapat memanfaatkan data cuaca dan musim untuk dapat memilih komoditas dan varietas yang sesuai dan mampu mengatasi OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan baik sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitas panen.

Para petani yang menjadi peserta sangat antusias dengan materi yang disampaikan. Mereka berharap kegiatan tersebut bisa dilaksanakan rutin tiap tahunnya. #red

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung